Selasa, 15 September 2015

Sinopsis Ashoka Samrat episode 5


Achari Chanakya masuk kedalam kamarnya, Ashoka pada saat itu sudah berada didalam kamar Chanakya dan memanggilnya “Achary !” Chanakya segera menoleh kearah suara Ashoka yang duduk bersimpuh diatas lemari “Jika kamu ingin hidup tenang maka katakan padaku, dimana ibuku ?”, “Hah ! Seorang pengecut memberikan peringatan !” Chanakya mengejek Ashoka “Seorang pengecut adalah yang menculik seorang ibu untuk mendapatkan anaknya” ujar Ashoka lantang “Tenang … tenang Ashoka, keputusan apa yang akan kamu ambil, ibumu akan membayar ini semua, kamu seharusnya menyerahkan dirimu sendiri untuk menyelamatkan ibumu !”, “Jika terjadi sesuatu pada ibuku maka seluruh kerajaan Magadha ini harus membayarnya, jadi keputusan ada ditanganmu !” Chanakya memanggil para prajuritnya, prajuritpun berdatangan mengacungkan tombak mereka ke Ashoka kemudian Chanakya menyuruh para prajurit untuk mengikat Ashoka, Ashoka diikat pada sebuah pilar yang besar “Kamu memang pintar Maharaja Ashoka”, “Kamu itu seharusnya memberikan petunjuk yang benar untuk kepintaranmu, jika kamu mendengarkan aku maka tidak akan terjadi apa apa pada ibumu” ujar Chanakya “Kenapa kamu mengikat aku ?”, “Tidak ada yang bisa dikatakan sebelum waktunya”
Ratu Noor Khorasan (istri MaharajaBindusara yang lain) datang menemui Maharaja Bindusara dikamarnya dan melihat ada Dharma disana namun Dharma menutupi wajahnya dengan dupattanya sambil meracik obat obatan “Jadi kamu yang telah dipilih untuk mengobati Maharaja !” Dharma hanya diam saja, saat itu MaharajaBindusara mulai meracau lagi dan memanggil nama Dharma, Ratu Noor Khorasan sangat kesal mendengarnya “Nama itu telah meracuni sepanjang hidupku !” bathin Ratu Noor Khorasan kemudian berlalu dengan kesal dari sana, Dharma sedih melihat Maharaha Bindusara
Tabib yang mengobati Maharaja Bindusara menemui Justin “Yang Mulia, Acharaya Chanakya telah menghina pekerjaanku”, “Kamu bisa membalas dendam, tabib ! Pikirkan jika Maharaja Bindusara meninggal karena pengobatan perempuan itu maka kamu bisa membalaskan dendammu pada Acharaya” Justin meracuni pikiran tabib “Bagaimana bisa aku membunuh Acharaya, ini perbuatan yang salah ! Aku harus memberitahu Acharaya kalau nyawa Maharaja Bindusara sedang dalam bahaya !” sang tabib terlihat panik “Aku tahu rahasiamu, tabib ,,, kamu punya tempat bawah tanah dirumahmu kan ? ketika kamu menculik anak anak dan mencobakan penemuan ramuanmu yang terbaru pada mereka, kamu harus menjaga rahasia ini, jangan sampai rahasia ini terdengar orang lain” Justin mulai mengancam tabib
Sementara itu, Dharma mencoba menemui Acharaya dikamarnya, Ashoka yang saat itu masih ditahan dikamar Acharaya begitu mendengar suaranya ibunya didepan kamar sedang berbicara dengan prajurit mencoba untuk berteriak “Ibuuuu !” namun Acharaya segera membekap mulut Ashoka dengan kain putih tak lama kemudian Acharaya keluar kamar menemui Dharma “Acharaya, aku rasa Maharaja Bindusara membutuhkan pengobatan special untuk menyelamatkan nyawanya”, “Aku tidak tahu apa apa, Dharma … pengobatan seperti apa yang kamu inginkan ? Kamu bisa melakukannya, aku akan melindungi anakmu dan kamu akan mendapatkan anakmu dan suamimu ditanganmu, kamu harus melindungi mereka berdua” ujar Acharaya, kemudian Dharma meninggalkannya
Tabib sedang membuat ramuan yang sangat special dan teringat ketika Justin mengatakan bahwa dirinya bisa membalas dendam, saat itu Dharma sedang membuat ramuan dikamar Maharaja Bindusara, sedangkan Ashoka berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang mengikat tubuhnya, dia berhasil lolos dan keluar dari kamar Chanakya, ketika menyelinap kesebuah ruangan, Ashoka melihat ada dua orang laki laki yang sedang melumuri panah dengan sebuah ramuan yang bisa membunuh siapapun juga, Ashoka mengambil anak panah dan busurnya kemudian berjingkat keluar tanpa sepengetahuan mereka, orang yang dilihat oleh Ashoka adalah sang tabib dan salah satu prajurit “Sekarang, panah ini bisa digunakan untuk membunuh !” ujar sang tabib. Lolosnya Ashoka diketahui oleh para prajurit, mereka langsung mengejar Ashoka masuk kedalam hutan, Ashoka berlari sangat kencang kemudian memanjat sebuah pohon dan bertahan diatas sana “Kita semua pasti akan dihukum oleh Acharaya !” ujar para prajurit ketika mereka tidak menemukan Ashoka
Keesokan harinya, Ashoka masih berada diatas pohon didalam hutan, MaharajaBindusara juga dibawa masuk kedalam hutan untuk pengobatannya, Dharma ada disana menemani Maharaja Bindusara sambil terus meramu obatnya, Khurasan juga ada disana. Sambil mengobati, sambil mengobati Maharaja Bindusara, Dharma berupaya untuk terus menutupi wajahnya dengan dupattanya, dilain pihak chanakya sedang melakukan semacam ritual didalam sungai, tiba tiba saja ada beberapa orang tidak dikenal keluar dari dalam sungai mengelilingi Chanakya dan berusaha menenggelamkannya disungai. Sementara itu didalam hutan, ada sebuah anak panah yang tiba tiba melesat dan mengenai dada Maharaja Bindusara, semuanya sangat terkejut dan melihat kearah belakang, mencari siapa orangnya yang telah melesatkan anak panah itu.
Pada saat itu, Ashoka yang juga sedang duduk diatas pohon melihat disebrang pohon yang lain ada seseorang yang tidak dikenal mengenakan baju dan cadar hitam yang melesatkan anak panah tersebut ke tubuh Maharaja Bindusara, Ashoka berusaha menghentikan orang itu akan tetapi orang tidak dikenal itu lari secepat kilat “Lihat ! Anak itu yang telah menyerang Maharaja Bindusara, tangkap dia!” Khurasan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Ashoka. Ashoka berlari mengejar si pemanah misterius, sementara itu para prajurit mengejar Ashoka, Dharma yang melihat keberadaan Ashoka diatas pohon tadi panik dan lebih panik lagi ketika dilihatnya Khurasan juga ada disana, orang yang dulu hendak membunuhnya ketika dirinya mengandung Ashoka.
Sementara itu Chanakya masih berusaha dibunuh oleh orang orang yang tidak dikenalnya dengan cara menenggelamkan ke dalam sungai. Di hutan, Ashoka yang sedari tadi mengejar si pemanah misterius, menghentikan langkahnya kemudian diambilnya batu dan dilemparkannya ke arah si pemanah, si pemanah itupun terjatuh akan tetapi tak lama kemudian, si pemanah bisa bangun dan lari lagi menjauhi Ashoka, ketika Ashoka hendak mengejarnya kembali, para prajurit telah datang dan menangkapnya “Bukan aku yang memanah, aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya memanah, percayalah padaku ! Itu adalah salah satu prajurit yang menyerangMaharaja !” Ashoka memberontak “Khurasan menyuruh kami untuk membawa kamu ke dia ! Ayoo cepat !” akhirnya Ashoka dibawa oleh prajurit menghadap ke Khurasan.
Ditempat Maharaja Bindusara, sang tabib segera menghampiri sang Maharaja dan mencabut panah yang menancap didada sang raja sambil berkata “Panah ini beracun”, “Panah ini beracun ? Itu artinya ada seseorang yang ingin membunuhMaharaja !” ujar Khurasan, Dharma yang saat itu ada didekat Maharaja dan Khurasan, segera mengambil belati Khurasan dan menggoreskan luka yang lain ditubuhMaharaja Bindusara “Aku mencoba untuk menghentikan racun ini agar tidak mencapai jantung, belati ini bisa memberikan kehidupan dan mengambil kehidupan juga, itu semua tergantung dari cara penggunaannya” ujar Dharma, tak lama kemudian Ashoka dibawa kedepan Khurasan “Aku berkata jujur ! Bukan aku yang memanah !” teriak Ashoka lantang, Dharma panik begitu melihat anaknya diperlakukan seperti itu oleh para prajurit “Dia berkata benar, tuan ! Aku tadi juga melihat ada orang lain yang berada diatas pohon sana, anak ini tidak menyerangMaharaja” Dharma mencoba menyelamatkan Ashoka “Kebenaran akan diputuskan dipengadilan besok !” teriak Khurasan
Sementara itu Radhagupta datang ke sungai dan menemukan tubuh Acharaya yang terbaring ditepi sungai, Radhagupta menangis melihat jenazah gurunya, diistana, prajurit mendatangi ibu ratu Helena “Ibu Ratu Helena, Acharaya telah tewas terbunuh !”, “Maharaja Bindusara memang telah diserang, akan tetapi perempuan yang dibawa oleh Acharaya itu bisa menyelamatkannya, dia berusaha sekali” ujar sang tabib “Kenapa dia nggak langsung dibunuh ? Aku telah mencoba berbagai macam carauntuk membunuhnya tapi Maharaja Bindusara tidak pernah mati !” Helena muali kesal “Ada seorang anak yang ditangkap, Khurasan mengira kalau anak itu yang menyerangMaharaja Bindusara” sang tabib memberikan informasi ke Helena dan Justin, Justin tertawa dan berkata “Mereka kira anak itu yang menyerang Maharaja Bindusara”, “Kita bisa mengambil kesempatan ini, kita akan memastikan bahwa anak itu akan mendapatkan hukumannya !” ujar Helena “Aku akan mengatasi permasalahan ini karena aku tidak percaya sama kamu, Justin !” Justin sangat marah, tiba tiba terdengar suara sirene Tiba tiba terdengar sebuah sirene yang menggema diseluruh istana “Suara apa itu ?” ibu Ratu Helena keheranan “Itu adalah sebuah tanda pengumumman kalau Acharaya telah tewas !” ibu Ratu Helena senang mendengarnya.
Begitu mendengar suara sirene tersebut, semua orang yang memiliki tanda khusus dipunggungnya semacam tato mulai bergerak berkumpul kesuatu tempat, mereka berasal dari berbagai macam profesi, termasuk salah satu prajurit yang mempunyai semacam tanda khusus dipunggungnya mendatangi sebuah tempat prostitusi dan sedang bersenang senang dengan para gadis disana, seorang gadis berkata padanya “Aku suka tatomu ini” si prajurit sangat terkejut. Mereka berkumpul disuatu tempat menemui Radhagupta “Kalian adalah mata mata Acharaya Chanakya, saat ini beliau sudah tewas ! jadi tetaplah waspada ! ada seseorang yang ingin menggulingkan posisi Maharja Bindusara !”
Saat itu, Khurasan sedang bersama Maharaja Bindusara, prajurit menginformasikan bahwa Acharaya sudah meninggal, Dharma yang juga ada disana sangat terkejut “Ini berarti anak kecil itu juga yang telah membunuh Acharaya” Dharma yang mendengar ucapan Khurasan semakin panik hingga mangkok yang dipegangnya tumpah “Selamatkan Maharaja Bindusara !” perintah Khurasan ke Dharma “Aku harus tahu panah yang seperti apa yang menyerang Maharaja Bindusara, untuk itu aku harus bertemu dengan anak itu, tuan” ujar Dharma sambil menutupi wajahnya, Khurasan pun menyetujuinya.
Didalam penjara, saat itu Ashoka sedang dipukuli oleh para prajurit dengan tangan dan kaki diikat rantai “Aku sudah bilang yang sebenarnya kalau aku tidak menyerang Maharaja Bindusara, aku hanya kesini mau bertemu dengan ibuku yang diculik oleh Acharaya !” ujar Ashoka sambil teringat bagaimana dulu Dharma merawat dirinya, bagaimana Dharma selalu merasakan penderitaannya ketika Ashoka terluka atau sakit, Ashoka sangat sedih, tak lama kemudian Dharma datang ke penjara menemui Ashoka, masih dengan menutupi wajahnya dengan dupatta, Dharma berkata “Aku harus bertanya padamu, nak”, “Aku ini tidak bersalah, aku tidak tahu apa apa” Ashoka sudah merasa lelah ditanyai terus menerus, Dharma yang sedih melihat Ashoka menyuruh para prajurit untuk meninggalkannya berdua saja dengan Ashoka, prajuritpun meninggalkannya. Sepeninggal para prajurit, Dharma membuka dupattanya dan melihat kearah Ashoka “Ibuuuu” Ashoka senang ibunya datang, lagu Lal Mere pun terdengar. Dharma segera memeluk Ashoka erat, Dharma sedih melihat keadaan Ashoka yang tubuhnya lebam karena cambukkan “Ibu, maafkan aku … Akulah yang bertanggung jawab atas semua ini, aku akan membawa ibu pergi dari sini”, “Ashoka, dalam keadaan seperti ini kamu masih memikirkan ibu ? Besok kamu akan ditanyai disidang, nak … tapi kamu harus menjaga dirimu sendiri, kamu harus mengatakan yang sebenarnya” Dharma ingin sekali menyelamatkan Ashoka “Apa gunanya bicara jujur, kalau mereka semua tidak mempercayai aku ! Hanya Acharaya yang bisa menolongku, ibu … dia tahu kenapa aku datang ke istana ini !”, “Acharaya telah dibunuh, nak !” Ashoka kaget “Kalau begitu katakan pada mereka, bu … Bahwa aku kesini untuk mencari ibu, aku tidak punya hubungan apapun dengan Maharaja Bindusara !” mendengar ucapan anaknya Dharma kembali teringat ketika dulu dirinya menikah dengan Maharaja Bindusara “Ibu, tolong katakan pada mereka bahwa aku kesini hanya untuk kamu !” Dharma sangat sedih melihat Ashoka karena dirinya tidak bisa berbuat banyak untuk menolong Ashoka “Ashoka, berjanjilah pada ibu, nak … bahwa kamu tidak akan menceritakan siapa dirimu yang sebenarnya disidang besok, berjanjilah pada ibu bahwa kamu tidak akan mengatakan dimana kamu tinggal” Ashoka merasa ada yang ganjil dengan permintaan ibunya “Mengapa aku harus menutupi kebenaran tentang diriku ?”, “Lalukan seperti yang ibu katakan, berjanjilah Ashoka !”, “Ya, aku berjanji, ibu”
Prajurit yang kakinya terluka karena dilukai oleh Acharaya sebelum Acharaya tewas, menemui tabib istana untuk meminta obat “Kamu akan baik baik saja, kamu pasti akan segera sembuh” ujar sang tabib kemudian prajurit itupun pergi meninggalkan tabib, tepat pada saat itu salah satu prajurit yang merupakan mata mata Acharaya (dengan tanda sebuah tato dipunggungnya) melihat prajurit yang terluka keluar dari ruangan tabib istana.
Sementara itu diruangan yang lain Ratu Noor (istri Maharaja) sedang menangis, Justin (adik tiri Maharaja) menemuinya “Kenapa kamu menangis ?”, “Mungkin saja kali ini Maharaja Bindusara tidak akan hidup lagi, tanpanya aku pasti tidak akan punya identitas ! Ratu Charumitra tidak akan membiarkan aku hidup” Justin mendekatinya “Tidak akan ada yang bisa menyentuhmu selama aku berada disampingmu, Ratu Noor” Justin semakin mendekatinya “Ini adalah hari sial untuk Maharaja Bindusara bahwa dia tidak akan bisa mencintaimu” Ratu Noor tersenyum kemudian mereka berduapun berpelukkan.
Ibu Ratu Helena menemui Ashoka dipenjara “Sekarang ternyata anak anak juga bisa membunuh orang rupanya”, “Aku bukan pembunuh ! Aku melihat pembunuh sebenarnya” ucapan Ashoka membuat Helena terkejut “Tapi semua orang mengira kalau kamulah pembunuhnya, jika itu terbukti maka kamu akan diberi hukuman mati”, “Tidak ada seorangpun yang mempercayai aku, apakah kamu percaya padaku ? Kamu adalah seorang ratu, kamu bisa menyelamatkan aku” Helena hanya tersenyum sinis “Sidang tidak akan menerima keputusanku sebagai bukti yang menentang kamu” Ashoka merasa putus asa “Lebih baik kamu terima saja tudingan itu bahwa kamu yang menyerang Maharaja Bindusara maka aku akan melakukan sesuatu yang bisa meringankan hukumanmu” Ashoka bingung “Tapi aku tidak menyerang siapapun, kalau aku mengatakan seperti itu berarti aku berbohong, kamu bisa bertanya pada ibuku juga !” Ashoka teringat ucapan ibunya untuk tidak mengatakan siapa mereka sebenarnya pada orang orang didalam istana “Jadi ibu kamu ada disini ?” tanya Helena penuh selidik “Tidak ! dia tidak ada disini tapi dia tahu bahwa aku tidak bisa memanah”, “Kalau begitu kamu harus menerima tuduhan terhadap dirimu disidang besok, kamu punya waktu sepanjang malam ini untuk memikirkannya” ujar Helena kemudian berlalu meninggalkan Ashoka, Ashoka mencoba memikirkan ucapan Helena barusan 


Sinopsis Ashoka Episode 4


“Ashoka pergilah dulu” Dharma meminta Ashoka untuk meninggalkan mereka berdua, awalnya Ashoka tidak mau bahkan menantang Acharaya namun akhirnya Ashoka menurut perintah ibunya dan meninggalkan mereka berdua “Mengapa kamu kesini ?”, “Bagaimana kamu bisa mendapatkan cincin kerajaan ini ?” ujar Chanakya sambil menunjukkan cincin yang diambilnya dari Ashoka tadi “Maharaja selalu memberikan uang dan makanan untuk rakyatnya tapi tidak memberikan perhiasan yang sangat pribadi seperti ini, hanya keluarga kerajaan Magadha yang mempunyai hak memilikinya dan Samrat (Maharaja) juga tahu itu jadi mengapa dia memberikannya untuk kamu ?” Dharma panik mendengar ucapan Acharaya “Aku tidak tahu mengapa dia memberikan padaku, jadi bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu ?”
“Jawaban kamu akan berimbas pada masa depan Magadha, seperti dulu ketika aku bertemu dengan Chandragupta ketika dia masih muda, dia selalu menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Samrat, aku tahu bahwa dia masa depan Magadha dan sekarang ketika aku melihat anakmu aku merasakan hal yang sama, ini bukan kebetulan dengan kamu memiliki cincin ini, anakmu mempunyai semua kwalitas seorang Samrat, kekuatan yang sama, kepintaran yang sama yang dimiliki oleh seorang Samrat, aku kesini untuk menemukan Samrat untuk Magadha” ujar chanakya dengan sikap yang tegas 
“Pergilah dari sini!”
“Kebenaran tidak akan berubah, masa depan Magadha, kesuksesan Magadha terletak pada takdirnya Ashoka” Dharma terperangah 
“Ini bukan takdir Ashoka tapi kejahatan untuk kehidupan anakku dan aku akan melakukan apa saja untuk melindungi anakku dari semua ini, kehidupan Ashoka akan lebih damai dan sejahtera, dia akan menjadi seorang Brahma, jika kamu tetap bertahan disini untuk beberapa menit saja maka aku berfikir bahwa kamu telah melewati batas” Dharma tetap bersikeras dengan pendiriannya 
“Maharaja Bindusara saat ini sedang dalam keadaan kritis, dia sedang bertarung antara hidup dan mati” 
Dharma menangis “Magadha akan hancur bila kami tidak mengambil keputusan”,
 “Lebih baik pergilah dari sini” Dharma langsung mengatupkan kedua tangannya didepan dada memohon Acharaya untuk pergi, 
Acharayapun tau diri, diapun mengatupkan kedua tangannya kemudian meninggalkan Dharma. Sepeninggal Achary Chanakya, Dharma menangis dan berkata “Aku harus pergi dari sini dengan anakku sehingga masa lalu tidak akan mengikuti anakku”
Sementara itu Acharaya Chanakya menemui muridnya, Radhagupta yang menunggunya dari tadi “Sekarang waktunya kita bertemu dengan MaharajaBindusara setelah 14 tahun lamanya” ujar Acharaya ke muridnya itu.

Ashoka menemui ibunya “Ashoka, kenapa kamu membawa cincin ini bersamamu ?” tanya Dharma dengan kesal 
“Apa pentingnya cincin itu, bu? Acharaya datang kesini karena cincin ini? Dan ibu marah padaku juga karena cincin ini?” Dharma tidak menjawab pertanyaan anaknya namun langsung menggeret lengan Ashoka 
“Kita harus pergi dari sini, Ashoka” Dharma mengajaknya memasuki rumah “Kita harus pergi jauh dari sini” Ashoka merasa heran dengan ibunya “Kenapa kita harus lari dari sini, bu? Apakah cincin ini ada hubungannya dengan seseorang yang bertanggungjawab untuk kesedihan kita?”, “Ibu akan menceritakannya suatu saat nanti” ujar Dharma sambil mengambil baju bajunya, Ashoka kesal “Aku ini sudah berumur 14 tahun, kapan waktu yang tepat untukku, apakah karena orang itu sehingga kita harus terus menjauhinya ?”
“Kenapa kamu keras kepala sekali ?” Dharma mulai kesal dengan anaknya 
“Aku menanyakan hakku ! Siapa ayahku, ibu ? Aku tidak akan pergi dari sini !”, “Kamu ingin dibunuh ?” Ashoka terperangah
“Siapa yang akan membunuhku?”, “Ashoka kamu itu bukan siapa siapa, kamu tidak tahu apa apa, kekuatan ini tidak ada artinya, kamu harus ikut dengan ibu kemanapun ibu pergi” Ashoka meninggalkan ibunya dengan raut muka kesal.

Acharaya Chanakya dan Radhagupta memasuki istana setelah 14 tahun lamanya pergi meninggalkan istana, saat itu prajurit menghentikannya dipintu gerb ang, kebetulan pada saat itu Khurasan menghampirinya dan berkata “Kamu datang sebelum waktunya, aku tidak akan membiarkan kamu bertemu dengan Maharaja Bindusara, pergilah dari sini Chanakya !” prajurit yang mendengar bahwa yang datang adalah Chanakya langsung mempersilahkan masuk “Oh, maaf ,,, kamu adalah Chanakya ?”“Kamu tidak mendengarkan perintahku ?” Khurasan mulai marah pada prajurit yang berjaga itu “Saya adalah prajurit Magadha dan Magadha mendapatkan Samrat yang pertama kali karena peran Chanakya jadi saya tidak dapat menghentikan langkahnya” Acharaya hanya tersenyum dan memasuki istana.

Helena menemui Justin “Justin, kamu bodoh ! Mengapa kamu tidak membunuh Bindusara di medan perang ?”, “Disana ada Khurasan, ibu … aku tidak bisa berbuat banyak, dan lagi Pangeran Sushima sekarang sudah berusia 16 tahun, meskipun Bindusara meninggal, Sushima akan mengambil tahtanya” Helena geram “Pecundang tidak akan pernah menang tapi kamu harus berperan seperti seorang pemenang !”, “Itu hanya kata kata saja, tapi memang tidak mudah untuk mengalahkan Magadha, kita telah berusaha beberapa kali untuk membunuh Bindusara tapi kita tetap saja tidak bisa berbuat apa apa, Khurasan selalu melindungi Bindusara, ibu” Helena menunjukkan sebuah botol berisi cairan racun yang berwarna hijau ke Justin “Meskipun aku tidak melahirkan Bindusara tapi aku bisa memberikan kematian untuknya” ujar Helena dengan senyum sumringah
Acharaya menemui Bindusara dikamarnya, Bindusara sedang terbaring lemah tidak sadarkan diri “Maharaja, aku telah menemukan masa depan Magadha, secepat mungkin mereka akan segera datang kesini”

Sementara itu, para prajurit Magadha mendatangi rumah Dharma “Acaharaya telah memerintahkan pada kami untuk menangkap Ashoka karena Ashoka telah berbuat nakal !”, “Tidak ! Kamu tidak bisa membawanya !” para prajurit menggeret lengan Ashoka secara paksa, sementara Dharma berusaha mempertahankan anaknya itu, maka tak ayal tarik menarikpun terjadi memperebutkan Ashoka “Ibuuu”, “Ashokaaa” namun para prajurit berhasil membawa Ashoka pergi, meninggalkan Dharma sendirian
Didalam istana Magadha, Acharaya masih berbisik pada Bindusara “Maharaja, maafkan aku, aku tidak bisa menemukan cara lain untuk membawa Dharma keisni maka aku harus menahan Ashoka, mereka tidak bisa lari dari takdir mereka sendiri”
Didalam hutan, dalam perjalanan ke istana Magadha, para prajurit berhasil membawa Ashoka, saat itu Ashoka ditaruh dalam sebuah sangkar yang terbuat dari kayu “Akhirnya kita bisa membawa anak ini” ujar salah seorang prajurit, Namun tak lama kemudian para prajurit membawa kurungan yang kosong ke istana “Dia memang pintar, dengan cepat dia bisa melarikan diri”, “Bagaimana caranya ?” tanya Acharaya, kemudian prajurit menceritakan bagaimana Ashoka memperdaya mereka “Kami telah menangkapnya” ujar prajurit
Namun ditengah perjalanan Ashoka mengelabui para prajurit begitu dirinya melihatteman temannya berada diatas pohon “Kalian itu orang yang sangat kuat, kalian telah bertarung demi Samrat, tapi sayangnya yang mendapat hadiah adalah Samrat, cobapikirkan kalian menangkap aku tapi siapa yang dapat hadiah ? Acharaya kan ?” Ashoka mencoba menghasut para prajurit “Dia juga telah mengambil cincin dariku dimana seharusnya kalianlah yang mendapatkannya, ini tidak adil ! Aku telah menemukan sebuah harta karun, dan telah mengumpulkannya disuatu tempat tapi kalian telah menangkap aku, aku akan menunjukkan pada kalian jalan menuju ke harta karun itu” Ashoka berusaha memperdaya para prajurit “Tidak usah percaya dengan ucapannya, lanjutkan perjalanan saja” tiba tiba jalan yang akan mereka lalui tertutup oleh pohon pohong yang tumbang, mereka akhirnya memutuskan untuk melawati jalur dimana ada harta karunnya “Harta karunnya itu ada disini, biarkan aku keluar dan melihatnya untuk yang terakhir kali” prajurit itu menuruti keinganan Ashoka, Ashoka mengatakan bahwa ada harta karun terpendam didepan mereka, dengan dibantu oleh teman temanAshoka, para prajurit merasa yakin kalau benar ada harta karun didepan mereka yang ternyata adalah jebakan Ashoka dan teman temannya, Ashoka berkata “Apa yang terjadi pada kalian ?” Ashoka dan teman temannya memperdaya mereka “Katakan pada Acharaya, kalau dia tidak bisa menangkap kekuatan angin !”

Acharaya tersenyum senang mendengar cerita dari para prajurit dan berkata “Yaa, aku memang tidak bisa menghentikan kekuatan angin akan tetapi aku bisa memberikan arah pada kekuatan angin” 
Ashoka berlari sekuat tenaga dan kembali kerumah namun dia tidak menemukan ibunya dirumah “Ibuuu … Ibuuuu!” Ashoka mencari ibunya, Ashoka langsung mengira bahwa Acharaya telah menculik ibunya “Acharaya ! Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan ! Tapi aku akan menemukan ibuku !”
Dharma (ibu Ashoka) mendatangi istana, prajurit yang berjaga disana menghentikan langkahnya “Tolong katakan pada Acharaya kalau aku ingin bertemu dengannya” Dharma teringat ketika Maharaja Bindusara mengatakan padanya bahwa dia akan menjadikannya sebagai Ratu dan tempatnya adalah disampingnya diistana, bagaimana ketika Maharaja Bindusara berjanji akan kembali padanya, Dharma juga teringat ketika ayahnya tewas dibunuh oleh Khurasan “Maharaja Bindusara memintaku untuk membunuhmu !” ujar Khurasan, ingatan itupun memudar ketika Radhagupt (murid Acharaya) menemuinya “Biarkan dia masuk !” Dharma segera diantara menemui Acharaya “Siapa kamu ?” Acharaya tidak mengenali Dharma yang saat itu menutupi wajahnya “Aku adalah Subhadrangi, dimana anakku ?” ujar Dharma sambil membuka dupattanya tanpa berkata kata Acharaya yang saat itu sedang berada dikamar Maharaja Bindusara menggeserkan tubuhnya, sehingga Dharma bisa melihat Maharaja Bindusara yang sedang terbaring sakit ditempat tidurnya tidak sadarkan diri, Dharma terkejut melihatnya.

 Dharma teringat kenangan indah bersama Maharaja Bindusara, Dharma terpana melihat kondisi suaminya, lagu tum hi to mere ho pun mulai terdengar merdu, Dharma mendekati suaminya dan menyentuh dahi sang Raja, rupanya badan Raja Bindusara demam “Kami telah memberikannya obat” ujar sang tabib yang menemani sang Raja “Tapi obat itu tidak akan bekerja, kita harus melakukan sesuatu, kalau tidak semua racun akan menyebar diseluruh tubuhnya” ujar Dharma panik “Aku percaya dengan Dharma, kamu pergi saja dari sini !” Acharaya menyuruh tabib itu pergi “Dharma, aku tahu kamu sangat mencintai Maharaja Bindusara, sekarang dia dalam keadaaan sekarat tapi kamu tidak meninggalkannya”, “Aku datang kesini hanya untuk anakku, 14 tahun yang lalu beliau berjanji akan kembali padaku tapi kemudian beliau mengirimkan seseorang untuk membunuh aku dan anakku” Dharma sedih “Itu tidak benar, Dharma !”, “Aku datang kesini hanya untuk anakku” tiba tiba Maharaja Bindusara meracau memanggil nama Dharma dalam keadaan tidak sadar, Dharma terkejut, lagu tum hi to mere ho pun mulai terdengar lagi “Dia tidak bertemu dengan dirimu selama kurang lebih 14 tahun tapi dalam keadaan kritis dia tetap memanggil namamu, lihatlah cintanya padamu, apakah kamu kira dia akan membunuh kamu dan anakmu ? Hanya kamu yang bisa menyelamatkannya, Dharma” Acharaya memberikan penjelasan ke Dharma “Ini tidak mungkin !” Dharma menolak penjelasan Acharaya “Kita harus menyelamatkan dia demii Magadha”, “Baiklah, tapi aku mempunyai sebuah syarat, jika sampai aku tidak bertemu dengan Ashoka dalam keadaan selamat, aku tidak akan mengobatinya”, “Kamu tidak usah khawatir tentang Ashoka, dia baik baik saja” Dharma menatap Maharaja Bindusara.

Sementara itu Helena (ibu tiri Mahraja Bindusara) datang ke istana dengan tandu didampingi oleh pelayan dan prajuritnya, saat itu Helena hendak menemui Mahraja Bindusara tapi para prajuritnya menghentikannya “Kami tidak akan membiarkan siapapun masuk ke dalam istana Maharaja Bindusara” ujar salah seorang prajurit “Beraninya kamu menghentikan aku !” Ibu Ratu Helena marah pada prajurit itu “Kami hanya menuruti perintah, Yang Mulia Ratu”, “Siapa yang telah berani memerintah aku ?!” tepat pada saat itu Acharaya Chanakya datang kesana dan berkata “Aku yang telah mengambil keputusan ini untuk kebaikan Samrat (Maharaja), sehingga dia bisa segera sembuh, keputusan ini juga diambil untuk kebaikan kerajaan Magadha, apakah kamu ingin Maharaja Bindusara sembuh ?” ujar Chanakya “Aku adalah ibunya”, “Itulah mengapa aku meminta pada anda” Helena terlihat kesal kemudian meninggalkan tempat tersebut.

Malam harinya, Ashoka tampak memasuki istana kerajaan Magadha, para prajurit menghentikannya “Ibuku ada didalam ! Chanakya telah menculik ibuku untuk mendapatkan aku, katakan padanya bahwa Ashoka telah datang !” ujar Ashoka lantang “Saat ini Maharaja sedang sakit, tidak ada seorangpun yang diijinkan untuk masuk !”, “Dia seharusnya memikirkan hal itu terlebih dahulu sebelum memprovokasi aku !” tiba tiba prajurit itu mendorong Ashoka agar pergi menjauh dari sana namun, tak lama kemudian Ashoka melihat ada sebuah gerobak yang akan masuk ke istana, ada banyak bahan makanan di gerobak tersebut yang akan diberikan pada para prajurit, Ashoka langsung bersembunyi dibawah gerobak tersebut, gerobak itupun masuk kedalam istana, ketika orang orang sibuk mengeluarkan bahan bahan makanan, Ashoka menyelinap keluar namun sayangnya ada seorang prajurit yang melihatnya “Bagaimana kamu bisa masuk ? Siapa kamu yang berani beraninya menentang prajurit Magadha ?” ujar prajurit, Ashoka langsung melompat dan berlari menjauhi mereka, dengan sigap Ashoka mampu menghadapi para prajurit tersebut, berlari dengan kecepatan tinggi, melempar semua barang barang kearah para prajurit, para prajurit berusaha untuk menangkap Ashoka, Ashoka menemui para bhiksu yang sedang berdoa, sambil menyambar sebuah syal Ashoka ikut ikutan berdoa namun tak lama kemudian, prajurit bisa mengenalinya, ketika hendak lari tanpa sengaja syalnya terkena api.


Ashoka langsung membakar tempat tersebut dan berlari menjauh dari sana, Acharaya yang mendengar ada keributan diluar berkata pada Dharma “Dia telah datang, masa depan kerajaan Magadha” tepat pada saat itu Maharaja Bindusara kembali meracau dan memanggil nama Dharma “Dharma … Dharma … Dharma” Dharma sedih melihatnya “Dharma, kamu harus melindungi Maharaja dan anakmu juga”, “Aku berjanji untuk menjauhkan semua ini darinya, aku tidak bisa terima ini, aku akan pergi !” ketika Dharma hendak pergi, Acharaya berkata “Anakmu dalam perlindunganku !”
Sementara itu Justin sedang ngobrol dengan gurunya “Guru, Acharaya telah kembali, ini tidak baik untuk kita !”, “Kamu harus memikirkan sesuatu, Nikator telah mengirimkan sebuah surat untuk langkah berikutnya” Justin segera membacanya “Bagaimana kita akan melakukan ini semua ?”, “Buatlah menjadi mungkin ! Serang Bindusara kemudian Nikator akan menyerang Patliputar (ibukota Magadha) !” ujar Hellena “Kita akan membunuh anak anak Bindusara kemudian Justin yang akan menjadi Maharaja !”, “Lalu bagaimana dengan Acharaya ?” Guru ikut menimpali pembicaraan mereka, Helena tersenyum sinis “Besok akan menjadi hari terakhirnya !”
Sementara itu Ashoka masih berlari menghindari para prajurit yang berusaha untuk menangkapnya “Magadha saat ini sedang sangat lemah dan hal ini bisa terlihat dari cara Ashoka yang bisa menghindari begitu banyaknya prajurit dengan mudah” ujar Acharaya, Ashoka akhirnya berhasil masuk ke dalam istana, ketika mau masuk dilihatnya banyak prajurit yang berbaris disana, pada saat itu ada sebuah nampan yang berisi teko air dan gelas disebelahnya, Ashoka membawa teko tersebut dan berkata pada prajurit “Aku membawa air untuk Maharaja Bindusara” prajurit itupun mengijinkan untuk masuk kedalam


Senin, 07 September 2015

Shehrazat (Cerita 1000 satu malam)

Sinopsis Ashoka Episode 100 - 200



Film India Ashoka ANTV :
Judul : Chakravartin Ashoka Samrat / Ashoka
Genre : Drama | Sejarah
Jumlah Episode : On Going
Periode Tayang : 2 Februari 2015 - sekarang
Jadwal Tayang : Colors TV (India) | ANTV (Indonesia) Senin-Minggu 21.00 WIB
Pemeran Utama : Manoj Joshi | Siddharth Nigam | Pallavi Subhash | Suzanne Bernert | Sameer Dharmadhikari | Prinal Oberoi

Plot Film India Ashoka ANTV :
Cerita dimulai dari Chanakya yang baru bermimpi yang mana dalam mimpi tersebut Chandragupta Maurya menampakkan diri dan meramalkan tentang akan datangnya bahaya yang mendekati Kekaisaran Maurya yang keika itu Bindusara adalah kaisar Maurya. Cerita kemudian berfokus pada Ashoka muda mendapatkan bimbingan dari Chanakya dalam keadaan sulit.

Sementara di sisi lain permainan menaklukkan seluruh kerajaan yang sedang dimainkan oleh Helena. Helena ingin menyingkirkan anak tirinya Bindusara dari tahta Magadh dan ingin menempatkan anak kandunganya sendiri yaitu Justin.

Sedangkan permaisuri Bindusara yakni Charumitra dan Noor menginginkan anak-anak mereka yang mengambil alih tahta setelah Kaisar Bindusara.

Nama "Ashoka" dalam bahasa sangsekerta berarti "tanpa duka". Chakravartin Ashoka Samrat atau yang dikenal dengan nama Ashoka yang Agung merupakan penguasa Kekaisaran Maurya sejak 273 SM sampai 232 SM. Pada masa kekaisaran Ashoka, ia berhasil menguasai sebagaian besar benua India yang sekarang menjadi negara Bangladesh sampai Afghanistan
.
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 1-100

Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 101
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 102
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 103
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 104
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 105
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 106
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 107
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 108
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 109
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 110
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 111
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 112
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 113
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 114
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 115
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 116
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 117
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 118
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 119
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 120
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 121
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 122
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 123
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 124
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 125
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 126
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 127
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 128
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 129
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 130
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 131
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 132
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 133
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 134
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 135
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 136
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 137
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 138
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 139
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 140
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 141
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 142
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 143
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 144
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 145
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 146
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 147
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 148
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 149
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 150
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 151
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 152
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 153
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 154
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 155
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 156
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 157
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 158
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 159
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 160
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 161
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 162
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 163
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 164
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 165
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 166
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 167
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 168
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 169
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 170
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 171
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 172
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 173
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 174
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 175
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 176
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 177
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 178
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 179
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 180
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 181
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 182
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 183
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 184
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 185
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 186
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 187
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 188
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 189
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 190
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 191
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 192
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 193
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 194
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 195
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 196
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 197
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 198
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 199
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat Part 200